Desember 2023: Hujan Meteor Phoenicid

Berlangsung pada tanggal 28 November-9 Desember, Hujan meteor Phoenicid akan mencapai puncak pada tanggal 2 Desember. Hujan meteor yang tampak muncul dari rasi Phoenix ini memiliki laju meteor per jam yang beragam saat mencapai maksimum. Para pengamat dapat mengamati sekitar 12 meteor per jam saat malam puncak hujan meteor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hujan meteor Phoenicid berasal dari puing-puing komet D/1819 W1 (Blanpain) dan dapat diamati sejak Matahari terbenam sampai sekitar pukul 02.44 WIB. Waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor Phoenicid adalah pukul 20.00 WIB, saat titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit.

Desember 2023: Hujan Meteor Puppid-Velids

Berlangsung pada tanggal 1-15 Desember, Hujan meteor Puppid-Velids akan mencapai puncak pada tanggal 7 Desember. Hujan meteor tampak muncul dari rasi Puppis. Saat mencapai maksimum, hujan meteor ini memiliki laju 10 meteor per jam.

Hujan meteor Puppid-Velids baru dapat diamati setelah rasi Puppis yang menjadi radian hujan meteor ini terbit pada pukul 20.27 WIB dan dapat diamati sampai fajar menyingsing.

Waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor Puppid-Velids adalah pukul 03.00 WIB, saat titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit. Bulan yang baru melewati fase perbani akhir terbit tengah malam.

Apakah Fenomena Hujan Meteor Berbahaya?

Meskipun meteor jatuh ke arah Bumi dan berinteraksi dengan atmosfer Bumi, namun biasanya meteor yang jatuh ini tidak sampai ke permukaan Bumi. Hal ini karena meteor tersebut sudah terbakar ketika melewati atmosfer Bumi. Sehingga fenomena hujan meteor tidak berbahaya.

Hujan Meteor Taurid

Taurid adalah hujan meteor kecil yang berlangsung lama dan menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam.

Hujan meteor ini dihasilkan oleh butiran debu yang ditinggalkan oleh Asteroid 2004 TG10 dan puing-puing yang ditinggalkan Komet 2P Encke.

Puncak hujan meteor ini terjadi pada malam tanggal 4 November dan pagi hari tanggal 5 November.

Baca Juga: Cara Melihat Hujan Meteor Taurid Pekan Depan

Pada 13 November 2023, Planet Uranus akan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi dan akan diterangi sepenuhnya oleh Matahari.

Planet berwarna biru kehijauan ini akan lebih terang dan akan terlihat sepanjang malam. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat Uranus.

Karena jaraknya yang jauh, ia hanya akan tampak sebagai titik kecil berwarna biru kehijauan jika dilihat melalui teleskop.

Oposisi Jupiter dan Uranus

Dua planet raksasa gas, Jupiter dan Uranus, bakal saling berseberangan bulan ini. Keduanya akan berada pada titik orbit yang paling dekat dengan Bumi, dan juga sepenuhnya berlawanan dengan Matahari.

Dikutip dari RMG, oposisi adalah waktu terbaik untuk melihat planet mana pun karena lebih terang dari biasanya.

Jupiter akan mencapai oposisi pada tanggal 2-3 November, dan bisa dibilang merupakan peristiwa langit yang cukup langka karena hanya terjadi setiap 13 bulan sekali.

BRIN menyebut Jupiter akan mengalami puncak Oposisi Solar pada Jumat (3/11) pukul 12.03 WIB.

Sementara, Uranus akan mencapai oposisi pada 14 November pukul 00.19 WIB ketika jaraknya mencapai 18,6 Unit Astronomi (AU) dari Bumi. Magnitudonya akan +5,6, sehingga memungkinkan untuk dilihat dengan mata telanjang.

Jika area Anda tidak terlalu berpolusi cahaya dan cuaca mendukung, Anda akan dapat melihatnya. Jika tidak, Anda dapat melihatnya dengan teleskop.

Uranus bakal tampak sebagai piringan berwarna hijau muda, dan Anda bahkan mungkin dapat melihat beberapa bulannya! Jika Anda melewatkan oposisi Uranus, jangan khawatir, karena dia akan tetap bersinar hingga pertengahan Desember.

Purnama dan arah kiblat di halaman berikutnya...

Menurut data ORPA BRIN, fase Purnama akan terjadi pada 27 November pukul 16.16 WIB atau 17.16 WITA atau 18.16 WIT.

Di Amerika Utara, Bulan Purnama November populer disebut 'bulan berang-berang' (beaver moon). Istilah ini, dikutip dari The Washington Post, berasal dari penduduk asli Amerika dan diwariskan ke bangsa Eropa.

Pasalnya, pada periode inilah berang-berang menjadi sangat aktif, memperbaiki bendungan dan sarangnya untuk hibernasi musim dingin. Karena mereka kebanyakan aktif di malam hari, cahaya Purnama November membantu mereka melakukan pekerjaannya.

Sementara, fase Bulan lainnya di November antara lain Perbani Akhir (bulan separuh) 5 November pukul 15.37 WIB atau 16.37 WITA atau 17.37 WIT.

Fae Bulan Baru (bulan mati) terjadi pada 13 November pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA atau 18.37 WIT; serta Perbani Awal (bulan separuh) berlangsung pada 20 November pukul 17.50 WIB atau 18.50 WITA atau 19.50 WIT.

BRIN juga mengungkap fenomena Nadir Ka'bah akan terjadi pada 29 November pukul 04.09 WIB atau 05.09 WITA atau 06.09 WIT.

Nadir Ka'bah adalah fenomena astronomis saat Matahari berada tepat di nadir atau titik terbawah saat tengah malam.

[Gambas:Infografis CNN]

Karena Bumi bulat, Matahari akan berada tepat d atas titik antipode Ka'bah (titik yang terletak di belahan Bumi yang berlawanan terhadap Ka'bah) ketika tengah hari. Hal itu berujung bayangan Matahari pada saat pagi, siang, dan sore akan mengarah ke kiblat.

Fenomena ini sering kali dimanfaatkan sebagai waktu yang tepat untuk meluruskan arah kiblat. Namun, atur ulang arah kiblat cuma bisa dilakukan di wilayah yang terkena ketika Matahari berada di atas ufuk.

Yakni, Maluku (kecuali Pulau Buru), Papua Barat, Papua, Timor Leste (kecuali distrik Oecussi), Papua Nugini, Selandia Baru, sebagian besar Australia, negara-negara di Oseania, Amerika Serikat, sebagian besar Kanada, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Untuk melakukan koreksi arah kiblat, Anda perlu memastikan beberapa hal sebelum melakukan pengukuran.

Pertama, tegak lurus atau posisi tongkat maupun bandul diletakkan tegak lurus ke permukaan Bumi. Kedua, rata atau tempat meletakkan benda maupun jatuhnya bayangan Matahari harus rata. Ketiga, tepat waktu.

Pengukuran untuk koreksi arah kiblat dapat dilakukan 40 menit sebelum dan sesudah waktu yang ditentukan dengan toleransi setengah menit jika cuaca kurang mendukung.

Fenomena hujan meteor Perseid akan terjadi pada tanggal 12-13 Agustus 2023. Ini merupakan fenomena astronomis berupa hujan meteor pertama yang akan terjadi di awal bulan Agustus tahun ini.

Hujan meteor merupakan peristiwa jatuhnya meteor dan melewati Bumi dalam jumlah banyak yang nampak seperti hujan yang turun. Hujan meteor termasuk fenomena yang menarik untuk disaksikan.

Hujan meteor di bulan kedelapan tahun ini akan terjadi puncaknya pada tanggal 13 Agustus 2023 yang disebut sebagai hujan meteor Perseid. Simak informasi selengkapnya berikut ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir laman resmi Langit Selatan, fenomena hujan meteor Perseid dimulai pada tanggal 14 Juli sampai 1 September 2023. Hujan meteor Perseid yang berasal dari debu komet Swift-Tuttle ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 13 Agustus 2023.

Pada malam puncak hujan meteor Perseid 13 Agustus 2023, diperkirakan 100 meteor akan melintas setiap jam dan tampak datang dari rasi Perseus. Untuk lokasi pengamatan yang bebas polusi cahaya, pengamat bisa menyaksikan setidaknya 50-75 meteor setiap jam.

Jam Berapa Hujan Meteor Perseid 2023?

Adapun rasi Perseus baru terbit pada saat tengah malam, yakni mulai sekitar pukul 00:16 WIB dari arah timur laut. Sementara Bulan sabit yang terbit dini hari, yakni pada sekitar pukul 03:30 WIB tidak menjadi faktor pengganggu perburuan hujan meteor Perseid.

Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hujan meteor Perseid termauk hujan meteor mayor. Puncak hujan meteor Perseid pada tanggal 13 Agustus 2023 ini memiliki intensitas di Indonesia sebanyak 36 sampai 61 meteor per jam.

-22 Desember 2023: Hujan Meteor Ursid

Hujan meteor Ursid yang berlangsung dari tanggal 13-24 Desember, akan tampak datang dari rasi Ursa Minor. Hanya para pengamat di belahan Bumi Utara atau di atas garis khatulistiwa saja yang dapat menyaksikan lintasan meteor Ursid.

Rasi Ursa Minor akan terbit lewat tengah malam bagi pengamat di belahan Bumi Utara. Untuk pengamat di belahan Bumi Selatan, Ursa Minor terbit hampir bersamaan dengan Matahari terbit. Sehingga, hujan meteor Ursid tidak akan teramati oleh pengamat yang tinggal di bawah garis khatulistiwa.

Puncak hujan meteor Ursid terjadi pada tanggal 21-22 Desember 2023 dan meteor yang melintas di langit akan bergerak dengan kecepatan 33 km/jam. Saat mencapai intensitas maksimum, pengamat hanya bisa melihat 10 meteor per jam dari sisa komet 8P/Tuttle yang dilintasi Bumi.

Hujan meteor Ursid terbit pada pukul 04.15 WIB dari Bandung. Tapi untuk pengamat Indonesia di belahan bumi Utara atau di utara khatulistiwa seperti di Banda Aceh, hujan meteor ini bisa mulai diamati sejak pukul 01.20 WIB

Hujan meteor merupakan salah satu fenomena alam yang dapat dinikmati keindahannya. Ada cara-cara melihat hujan meteor yang bisa dilakukan untuk menyaksikan peristiwa tersebut.

Saat dilihat, hujan meteor bergerak seperti kilatan cahaya yang memanjang dan bergerak cepat. Berikut informasi selengkapnya soal cara melihat hujan meteor.

ilansir situs resmin LAPAN, hujan meteor adalah meteor yang jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah banyak. Meteor yang dilihat dari permukaan bumi akan terlihat seperti hujan yang turun.

Dikutip dari situs Space, berikut adalah cara-cara melihat hujan meteor:

Cari lokasi dengan medan pandang ke langit selatan,

Jauhi cahaya terang, pergilah ke tempat paling gelap untuk melihat hujan meteor secara jelas,

Lihatlah meteor dengan mata telanjang karena hujan meteor lebih baik disaksikan dengan penglihatan langsung,

Anda tidak memerlukan peralatan khusus, seperti teleskop atau teropong karena hujan meteor dapat disaksikan secara langsung,

Berikan waktu sekitar 30-45 menit untuk mata kita beradaptasi dengan kegelapan,

Hindari penggunaan ponsel saat ingin melihat hujan meteor agar mata bisa menyesuaikan penglihatan saat gelap,

Pilih lokasi dengan penampakan langit tidak terganggu pepohonan atau bangunan,

Nikmati hujan meteor sambil berbaring telentang agar menambah ketenangan saat menyaksikan menyaksikan peristiwa tersebut.

Selain hujan meteor ada beberapa fenomena langit berkaitan dengan fase Bulan yang terjadi di bulan Desember ini. Berikut daftar fenomena Bulan di Desember 2023 dan prakiraan waktu terjadinya:Baca selengkapnya di link berikut ini.Itu dia informasi seputar hujan meteor dan fenomena langit di bulan Desember 2023.

Sederet fenomena langit bakal terjadi di bulan November mulai dari hujan meteor sampai oposisi Planet Jupiter dan Uranus. Berikut rincian waktunya.

Jika Anda pemburu pemandangan langit, ada beberapa hal yang harus diingat agar tak melewatkan momentum keindahannya. Terlebih, sejumlah fenomena kerap berlangsung hanya sebentar saja. Ketepatan waktu jadi senjata.

Terlebih, November jadi masa mulai datangnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia setelah berbulan-bulan dilanda kekeringan imbas El Nino. Efeknya, langit bakal mendung melulu dan menutupi pemandangan langit itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pastikan pula lokasi pengamatan Anda tak banyak terpapar polusi cahaya. Wilayah pedesaan atau pegunungan mestinya jadi opsi.

Untuk lebih detilnya, berikut deret fenomena langit di bulan November dan waktunya yang dirangkum CNNIndonesia.com dari berbagai sumber:

Awal November, hujan meteor Taurids, yang tergolong minor, bakal mewarnai langit meski frekuensinya tak begitu banyak.

Hujan meteor ini akan terjadi setidaknya tiga meteor per jam dan puncak hujan meteor terjadi pada larut malam dibandingkan sebelum fajar seperti kebanyakan hujan meteor.

Jadi, jika Anda sedang berkemah atau berada di luar ruangan pada malam itu, mungkin Anda akan menangkap satu atau dua bola api meskipun jumlahnya sedikit, seperti dikutip dari situs Almanac.

Menurut keterangan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (ORPA BRIN), hujan meteor ini terbagi dua, yakni Taurid Selatan dan Taurid Utara.

Taurid Selatan terjadi pada 6 November dengan frekuensi 6,3 sampai 6,9 meteor per jam. Ini terjadi pada saat Bulan masuk fase perbani akhir alias bulan separuh.

Taurid Utara berlangsung pada 13 November dengan kemunculan 4,2 sampai 4,8 meteor per jam. Fenomena ini bersamaan dengan fase bulan baru alias tak tampak Bulan.

Pada pertengahan November dini hari, fenomena hujan meteor mayor akan terlihat di bagian timur laut dekat konstelaai Leo, Hujan Meteor Leonid.

Leonid dapat terlihat dari Belahan Bumi Utara dan Selatan, jadi di mana pun Anda berada, jika Anda jauh dari polusi cahaya dan memiliki langit yang cerah, Anda dapat duduk santai dan menonton acara tahunan ini.

ORPA BRIN menyebut Hujan Meteor Leonid mencapai puncaknya pada 18 November. Frekuensinya bisa mencapai 8 sampai 12 meteor per jam jika pengamatan dilakukan di Rote Ndao, NTT, dan 9 hingga 14 meteor per jam di Sabang, Aceh.

Pada saat yang sama, Bulan masuk fase Sabit Awal, yang artinya hujan meteor bakal lebih jelas karena pesaing lemah.

Hujan Meteor Leonid

Pada 17-18 November 2023, langit akan dihiasi oleh hujan meteor Leonid yang rata-rata menghasilkan hingga 15 meteor per jam pada puncaknya.

Hujan meteor ini termasuk fenomena astronomi yang langka karena puncaknya hanya terjadi setiap 33 tahun sekali di mana ratusan meteor per jam dapat terlihat.

Leonid dihasilkan oleh butiran debu yang ditinggalkan oleh komet Tempel-Tuttle, yang ditemukan pada tahun 1865.

Di bulan Desember 2023 ini akan terjadi hujan meteor dan fenomena langit langka. Buat kamu pecinta astronomi, perlu mencatat daftar hujan meteor dan fenomena langit yang akan terjadi di bulan Desember 2023.

Dilansir dari situs Langit Selatan, berikut ini daftar hujan meteor dan fenomena langit di Desember 2023.

Proses Terjadinya Fenomena Hujan Meteor

Proses terjadinya fenomena hujan meteor bermula adanya sebuah batuan di luar angkasa yang berpapasan dengan Bumi. Batuan ini merupakan serpihan komet yang telah hancur maupun batuan yang berbeda di luar angkasa.

Gaya gravitasi Bumi yang lebih besar menarik batuan tersebut, sehingga batuan itu bertemu dan bergesekan dengan atmosfer Bumi. Gesekan yang terjadi di atmosfer Bumi dengan batuan pun menyebabkan timbulnya tekanan pada batuan tersebut dan akan menimbulkan panas. Salah satu jenis lapisan atmosfer Bumi ini, yakni lapisan mesosfer.

Karena adanya panas yang ditimbulkan oleh batuan tersebut, mengakibatkan timbulnya api ataupun pembakaran pada batuan tersebut. Hal inilah yang dapat menimbulkan cahaya menyerupai bintang jatuh. Karena adanya meteor yang jatuh dan menyala ini, maka dinamakan hujan meteor.

Dinamakan hujan karena biasanya meteor yang berasal dari serpihan komet yang terbakar, hangus, dan jatuh ini berjumlah lebih dari satu. Sehingga lebih tepat jika disebut sebagai hujan meteor.

-14 Desember 2023: Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor Geminid akan berlangsung dengan 150 meteor per jam pada saat mencapai maksimum. Hujan meteor Geminid tampak datang dari rasi kembar Gemini. Hujan meteori ini berlangsung dari tanggal 19 November-24 Desember dengan intensitas maksimum akan terjadi tanggal 14 Desember.

Hujan meteor Geminid berasal dari puing-puing asteroid 3200 Phaethon. Hujan meteor ini melaju dengan kecepatan 35 km/detik dan bisa dinikmati kehadirannya setelah rasi Gemini terbit pukul 20:03 WIB. Bulan terbenam pukul 19:28 WIB sekitar 35 menit sebelum radian Geminid terbit.